Transistor vs Sinaps
Transistor silikon generasi pertama:
Terdapat sekitar satu milyar transistor pada keping inti core processor
Jutaan bahkan milyaran transistor yang bersifat semi-konduktor , telah mampu dijejalkan pada sekeping chip dan membentuk jalur-jalur untuk mengendalikan arus listrik yang mengalir didalamnya. Bila dapat dilihat dalam fase lambat, mestinya masing-masing transistor itu tugasnya hanya berkelap-kelip saja menyampaikan kode 1 atau 0 secara terprogram. Berikutnya kelap-kelip tersebut berlangsung terus menghasilkan semacam gelombang yang secara keseluruhan mampu membentuk kecerdasan artificial , kecerdasan yang terkadang mampu mengalahkanku dalam bermain catur melawan komputer… haha :D
Menyikapi beberapa pendapatku, yang selalu bicara neuron dan otak sebagai pembentuk kesadaran dan kecerdasan mahluk, membuatku berpikir keras untuk menemukan struktur yang setidaknya dapat berfungsi sebagai transistor pada otak manusia, dan ternyata struktur itu aku jumpai pada mekanisme pembentukan sinaps, yaitu hubungan yang tercipta antara serabut syaraf seperti pada gambar berikut:
Dibandingkan dengan transistor yang selalu memiliki basis untuk mengendalikan aliran elektron dari emitor ke kolektor, maka pada jaringan syaraf tidak akan ditemui bagian emitor yang sesungguhnya berfungsi sebagai pemberi daya listrik. Pada jaringan syaraf, energi listrik disediakan oleh jaringan syaraf sendiri sebagai unit sel yang hidup. Basis dapat dianggap sebagai jalur pre-sinaps yang mengatur logika listrik pada post-sinaps. Post-sinaps pada syaraf tentunya analog dengan fungsi kolektor pada transistor.
Berdasarkan analogi yang aku ceritakan di atas, diharapkan akan mampu memberikan gambaran yang lebih realistis tentang bagaimana otak manusia bekerja. Sejauh ini mekasisme sinaps memang telah dibahas dibuku-buku neuroscience, tetapi perlu diteliti lebih lanjut untuk dapat menjawab hipotesaku, bahwa bentuk hubungan beberapa sinaps juga mampu membentuk rangkaian gerbang logika sederhana sepertipada transistor berikut.. :)
Anggapanku sebelumnya berlebihan mengatakan bahwa sebuah unit neuron analog dengan sebuah processor, faktanya saat ini, sangat mungkin sambungan sinaps lebih penting daripada neuronnya sendiri. Peran neuron, karena terdapat inti sel yang mengandung DNA didalamnya, adalah memastikan sambungan-sambungan pada setiap bagiannya sesuai, dan memelihara sambungan-sambungan tersebut agar otak tetap berfungsi dengan normal.. :D
era semi-konduktor dan kecerdasan artificial seharusnya mampu memberikan pemahaman lebih jauh tentang arti kesadaran pada mahluk hidup, bahwasanya kita semua layak disebut robot...
Sumber : https://www.facebook.com/notes/palapa-saputro/transistor-vs-sinaps/10152357661216014